Notification

×

Iklan

Iklan

Muhasabah Diri; Membaca yang Jauh Tersembunyi

Selasa, 07 Maret 2023 | Maret 07, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-03-08T03:04:14Z


Oleh: Ika Novianti*

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering disibukkan dengan pekerjaan dunia yang bervariasi, yang sangat melelahkan, sehingga membuatnya jarang bahkan lupa untuk memuhasabah diri.

Pikiran hanya dipenuhi dengan isi dunia, tanpa sedikit menoleh, guna untuk melihat kembali apa yang sudah diperbuat, apakah sudah benar atau malah sebaliknya. 

Tanpa disadari, kita sering mengganggap bahwa perbuatan yang dilakukan hari kemarin maupun hari ini adalah sesuatu yang sudah benar. Lagi-lagi kita lupa untuk menyisihkan waktu dalam menginstropeksi kembali apa yang telah lalu. 

Segera masuk ke dalam diri, mencari tahu apa yang membuat hati tidak nyaman. Karena orang yang masih mempunyai iman, hatinya tidak akan nyaman ketika melakukan suatu kesalahan –baik itu kesalahan kepada sesama manusia, lebih-lebih kepada Tuhannya sendiri. 

Evaluasi Diri

Sejauh ini, sudahkah kita mengevaluasi diri?. Entah itu tentang yang ada di dalam hati maupun yang telah tampak dalam bentuk tindakan.

Apakah tindakan kita akhir-akhir ini sudah sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah dan sesuai dengan perintah Allah?. Silahkan bertanya, dengan membuat list pertanyaan yang bakal dijawab sendiri. Sekiranya dengan pertanyaan itu dapat membantu kita untuk mengintrospeksi diri yang lalai. 

Semisal saja, kebaikan apa yang telah dilakukan hari ini?; Dosa sebesar apa yang telah kamu lakukan pada saat orang tidak melihat tindakan kita. Dua pertanyaan ini wajib ada dalam list pertanyaanmu. Begitupun dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Allah SWT telah mengingatkan di dalam ayat-ayatnya untuk selalu mengevaluasi diri. Salah satunya dalam Qur'annya Allah SWT menyampaikan; “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. al-Hasyr : 18).

Ayat di atas ditunjukkan untuk orang-orang beriman. Orang yang merasa diri sudah beriman, selanjutnya Allah SWT memerintahkannya untuk bertakwa kepada-Nya. Bertakwa dalam artian mematuhi seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Selain itu, di dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kita untuk selalu memperhatikan tindakan-tindakan yang akan dilakukan. Tentunya adalah tindakan yang bermanfaat untuk akhirat, dan selalu mengintrospeksikan apa saja yang sudah terjadi dan dilakukan pada masa lalu.

Melihat ke Dalam Diri

Tentu, bukan hanya tindakan yang perlu di evaluasi tetapi juga niat dari isi hati. Hati yang menjadi pusat segala penyakit. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat At- Taghabun ayat 4 bahwa: “Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati”.

Dalam ayat lain, Allah juga berfirman dalam Al-Qur'an dalam surat Al- Ahzab ayat 51, terletak di akhir ayat; “Dan Allah mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun”.

Tentunya masih banyak ayat Alqur'an yang menyebutkan bahwa Allah maha mengetahui apa yang tersimpan di dalam hati. Artinya penyakit hati sekecil apapun tidak akan terlepas dari pengawasan Allah. Maka dari itu kita sangat perlu melihat ke dalam hati, dengan tujuan mengintrospeksi. Dan jika ditemukan penyakit-penyakitnya, maka segeralah untuk memohon ampun kepada-Nya.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadist Rasulullah di atas dengan sangat jelas menjelaskan bagaimana hati itu berperan penting dalam jiwa dan raga kita. Oleh sebab itu, jagalah hati dari segala penyakitnya. Semoga Allah selalu mengingatkan kita untuk terus memuhasabah diri, karena kita manusia memiliki penyakit, yaitu penyakit lupa; penyakit yang selalu identik dengan manusia.

Hal inilah yang menjadi faktor terbesar manusia menjauh dari perinta Rasul danTuhannya. Yakni lupa mengintrospeksi atau memuhasabah kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan, entah itu kesalahan yang tersembunyi didalam hati, maupun yang terang-terangan dilakukan dengan tindakan nyata oleh anggota badannya. 

Mari kiranya untuk selalu memperbaiki diri dan perbanyak evaluasi diri. Dengan predikat manusia yang penuh kekhilafan, maka kita sangat perlu untuk merefleksi diri setiap hari. Membaca yang jauh tersembunyi di dalam diri, agar hari esok kita menjadi manusia terbaik di sisi Tuhan dan Rasulnya.

(* Penulis adalah Alumni Mahasiswa Universitas Mataram)
×
Berita Terbaru Update