Notification

×

Iklan

Iklan

Makna Budaya Rimpu dalam Kehidupan Sosial Keagamaan

Kamis, 16 Februari 2023 | Februari 16, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-02-28T00:30:22Z

Oleh : Sri Ratu Rahmi*

Indonesia adalah negara yang dikenal dengan negara yang memiliki kekayaan yang beragam seperti ras, suku, budaya, adat istiadat, kesenian serta tempat wisata yang indah diberbagai daerah yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan yang tak terhitung banyaknya.

Perbedaan yang beragam menjadi ciri khas serta bagi negara Indonesia negara berbeda dengan negara lain. Salah satu yang menarik pada negara Indonesia adalah keberadaan kebudayaan yang unik.

Bima merupakan salah satu wilayah yang ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) Indonesia, yang memiliki tradisi serta budaya yang mengandung nilai sosial keagamaan. Salah satu budaya yang mengandung nilai sosial keagamaan adalah budaya Rimpu yang menggunakan "Tembe Ngoli" atau sarung khas Bima.

Kata Rimpu berasal dari bahasa Bima yang mengandung arti sebagai penutup kepala serta bagian tubuh lainnya dengan menggunakan "Tembe Ngoli" atau sarung, sehingga dapat dipahami bahwa Rimpu merupakan pakaian adat yang mengantikan jilbab dalam menutup aurat.

Rimpu mengandung nilai sosial serta nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat Bima, hal ini dapat kita lihat dari sikap dan perilaku masyarakat Bima khususnya pada perempuan Bima. Keberadaan Rimpu menunjukan karakter asli perempuan Bima yang menjadikan suatu pedoman dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik sesuai dengan makna yang terkandung dalam budaya Rimpu.

Keberadaan budaya Rimpu dalam kehidupan masyarakat Bima dapat menghalangi terhadap tindak pelecehan seksual, serta dapat menjaga kejahatan lainnya sehingga dapat melindungi interaksi sosial perempuan Bima di manapun keberadaannya. Rimpu sebagai budaya leluhur masyarakat Bima yang dapat dibanggakan serta mampu membentuk perempuan yang berakhlak mulia.

Budaya Rimpu berawal dari pengaruh dan tuntunan ajara Islam. Selain itu Rimpu dapat menjaga wibawa dan kehormatan. Dengan demikian, tujuan dari budaya Rimpu tidak lain menjaga aurat serta menjaga pandangan dan kemaksiatan. Di sisi lain budaya Rimpu menjadi salah satu tolak ukur kesopanan dalam berpakaian dan berbusana, serta bagian dari fitrah manusia itu sendiri dalam menutup auratnya.

Budaya Rimpu lahir dari budaya lokal masyarakat setempat pada zaman dulu yang menterjemahkan nilai-nilai agama ke dalam kearifan lokal. Hasil dari perjumpaan agama dan budaya menjadikan ajaran agama selalu melekat dengan budaya. 

Selain itu, Rimpu tentu sangat berguna bagi masyarakat Bima. Di sisi lain keberadan Rimpu dapat melestarikan kain tenun khas Bima dan juga menjadi simbol bahwa buaya Rimpu memiliki makna dan kandungan nilai sosial dan agama sehingga melahirkan perilaku yang baik, ketaatan pada Tuhan, menjaga penampilan agar tidak terjadi pelecehan seksual pada perempuan.


(*Penulis adalah Alumni Jurusan Sosiologi Agama UIN Mataram)

**Tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis, dan bukan dari tanggung jawab dari tim redaksi media SinarNTB.com
×
Berita Terbaru Update