Notification

×

Iklan

Iklan

Gerakan Intelektual, Persatuan dan Meraih Ridho Allah

Minggu, 28 Agustus 2022 | Agustus 28, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-08-29T01:36:00Z

Dokumen pribadi Arif Sofyandi

SinarNTB.Com - BICARA mengenai dunia gerakan adalah bicara tentang keberanian, intelegensia, persatuan, stratak serta visi gerakan. Pada dasarnya gerakan intelektual merupakan kumpulan orang-orang berilmu yang tergabung dalam suatu organisasi yang dengan jujur dan sungguh-sungguh menyuarakan kebenaran dan menentang kedzoliman. Mereka terdidik dan terlatih untuk menegakkan implementasi tauhid.

Orang-orang tersebut, terlahir dari kalangan kaum yang lemah lagi tertindas atau dengan kata lain kaum mustadafin. Hak-hak mereka tak hanya dibatasi tetapi juga dirampas oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai penguasa. Mereka diberikan kepercayaan untuk mengelola bangsa tetapi dilakukan secara ugal-ugalan.

Mulai dari Omnibus Law yang menguntungkan para corporate dan imigran asing. Kemudian dirancang lagi RKUHP yang pasal 218-220 seakan melarang kritik terhadap pemerintah dan mengkerdilkan anak-anak bangsa yang memiliki cara berpikir yang kritis.

Tidak berhenti sampai di situ, pembentukan Ibu Kota Negara (IKN) baru yang dianggap tidak sesuai pada porsinya. Dilakukan di tengah pandemi yang sedang mencekam dan anggaran negara yang sangat minim. Lobi kemana-mana, hingga ke Elon Musk namun proposal tidak lolos.

Hingga hari ini, kenaikan harga minyak goreng, BBM dan penyebaran pemakaian gas LPG 3 Kg yang masih tidak sesuai dengan protap yang berlaku. Pengawasan perlu tapi yang lebih penting segera lakukan evaluasi kompherensif. Bila perlu diganti para pejabat yang tidak kompeten dalam bidangnya.

Mereka berkuasa tetapi kurang mengerti menempatkan diri dan mengelola yang dikuasai. Karena itu, mereka butuh subsidi ilmu pengetahuan dari para ahlinya. Itulah gerakan intelektual dilakukan untuk mensubsidi kedangkalan pikiran dari penguasa, tujuannya tidaklah lain, kecuali mencerahkan pikiran dan perbuatannya dari cara berfikir yang pragmatis.

Lantas bagaimana pentingnya persatuan? Nah, dalam dunia gerakan, persatuan sangat penting. Bukan saja untuk membentuk kekuatan tetapi ada yang lebih daripada itu, ialah meraih ridho Allah SWT. Karena itu, Allah mengatakan pada setiap pejuang Islam agar tetap berpegang teguh terhadap tali Allah dan janganlah bercerai berai karena garansinya adalah ridho dari Allah.

Bukankah tidak ada tujuan perjuangan yang lebih mulia kecuali mencapai ridho Allah? Saya berpikir sudah tidak ada lagi harapan di atas itu. Oleh karena demikian, seorang pejuang sejati harus menjadikan petunjuk dari Allah sebagai source of science agar setiap gerak perjuangan, mendapatkan petunjuk, kemudahan dan puncaknya adalah mencapai ridhoinya.

Berbeda dengan mereka yang berjuang dengan tidak menggunakan petunjuk Allah sebagai source of science. Sebab mereka cenderung menggadaikan gerakannya dengan lembaran rupiah. Tidak berarti, menelanjangi diri sendiri, organisasi dan yang menyedihkan lagi adalah menggadaikan idealisme. Itulah mereka yang dikatakan sebagai sampah peradaban. Alih-alih mendapatkan ridho Allah, di lingkungan sosial, mereka menjadi orang yang sangat rendah dan bahkan serendah-rendahnya manusia. Karena telah menggadaikan hajat-hidup orang banyak.

Oleh sebab itu, gerakan intelektual tidak boleh tergadaikan dengan apapun. Seberapapun besar nominal yang ditawarkan di meja bundar tidak akan pernah ada nilainya. Dengan demikian gerakan intelektual adalah gerakan keabadian. Tidak boleh dinodai apalagi digadai, oleh apapun itu. Ia rela mati dalam medan perjuangan, demi meraih ridho Allah. Itulah hakikat dari perjuangan sesgungguhnya.

"Ingatlah, suara kebenaran tidak akan pernah mati. Ia akan selalu hidup dalam jiwa-jiwa para perindu cahaya kebenaran".

Bahkan pada hari itu, wajah mereka akan berseri-seri merasakan kebahagiaan yang begitu luar biasa karena mereka telah memperjuang hajat hidup orang banyak dengan niat yang baik dan ikhlas karena Allah sehingga mereka mendapatkan tempat yang terpuji. Allah berfirman dalam qurannya bahwa, "Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri, merasa senang (ridha) karena usahanya sendiri, mereka berada dalam surga yang tinggi, (QS. Al-Ghasyiyah : 8-10).

Selain itu, Allah selalu memanggil hamba-Nya yang berhati ridho. Yakni panggilan yang surga yang selalu dirindukan dan sekaligus menenangkan, Allah berfirman "Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhai-Nya." (QS. Al-Fajr 27-28)

Dengan panggilan itu, mereka meraih cinta Allah sehingga mereka kembali dengan tenang dan meraih surga yang dirindukan. Itulah janji yang disiapkan oleh Tuhan bagi jiwa-jiwa yang berjuang dengan sesungguhnya.

Penulis : Arif Sofyandi

(Dosen Universitas Pendidikan Mandalika Mataram)
×
Berita Terbaru Update