Notification

×

Iklan

Iklan

Politik sebagai Akses Korupsi

Senin, 12 Desember 2022 | Desember 12, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2023-02-28T00:35:13Z

Oleh: Burhanuddin S*

SinarNTB.Com - Korupsi adalah sebuah transaksi yang paling misterius di dalam tubuh kepemerintahan dan bahkan di kalangan orang yang berarogansi dengan pelimpahan pendapatan melalui akses ilegal. Dalam gambaran umum korupsi sering dikaitkan dengan politik, dan pasti dibelakang korupsi ada politik.

Tentu, kita tahu secara bersama dan terdengar di telinga kita bahwa ungkapan yang sering dibahas di ruang publik ialah Kolusi, Korupsi dan Nepotisme yang kerap sekali sebagai perbincangan hangat di tingkat Akademisi, Aktivis dan Mahasiswa, (anggap saja anggota dewan sudah almarhum).

Sekarang, publik merasa di tubuh parlemen nyaris tidak ada yang mampu mengaspirasikan ke eksekutif berdasarkan pasal 20 A ayat 1 fungsi legislator secara etis, sebagai corong legal ide dari demokrasi. Bila tangisan rakyat tidak mampu didengarkan lagi lantas ke manakah pikiran ini akan diaktifkan?. Kita tahu secara bersama Tuhan mengirimkan wakil rakyat ke bumi supaya kita mengurangi hadap langit.

Dalam sejarah panggung politik Yunani di situ ada yang namanya penghianatan karena ada permainan politik secara misteri, pertama ada panggung politik di depan layar sebagai langkah normalitas dalam siklus berpolitik. Tetapi ada dua panggung yang sangat monumental yaitu di belakang layar dan di bawah meja itu yang tidak terlihat.

Hal itu pula yang menyebabkan kesempatan si makhluk yang bernama manusia punya peluang secara kasak-kusuk untuk mendorong ke hal yang bersifat politis sebagai jembatan korupsi.

Kita ingin agar supaya kegalauan publik begitu masif dan semakin hari rakyat terkikis kepercayaan terhadap pemerintah, dan dengan masalah seperti ini kita tidak mau dihuni oleh orang-orang yang terbatas etikabilitas dalam merawat bangsa ini.

Rakyat menginginkan bahwa ada keutuhan moralitas yang dimiliki oleh penyelenggara publik sebagai dasar pikiran yang membawa kita ke arah yang lebih baik, dengan begitu kita bisa memahami diri sendiri dan orang lain.
Supaya norma tertinggi dalam melakukan distribusi justice itu kita tahu ke mana pulang dan perginya.

(*Penulis adalah Kabid Riset dan Analisis HMI-MPO Cabang Bima)

**Tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis, dan bukan dari tanggung jawab dari tim redaksi media SinarNTB.com
×
Berita Terbaru Update